Friday, August 31, 2012

Janji Demokrasi

Malam amatlah indah walaupun kalbu masih terdera,
kita terpaksa menyambut senyum demokrasi yang lara.
Dataran Merdeka tak lagi dipupuk gah sejarahnya
kerana tak digalak ia untuk lebih bersejarah.
Kini di mana-mana sajalah Dataran Suara kita!

Angin sejarah yang tulen kini makin berhembus kencang
mencanda panji negara yang berkibar girang dan garang;
dan seragam gelombang kuning – diri kita yang sejati –
menghimpun azam dan tekad untuk tulus damai berbakti,
menjeritkan: Janji Demokrasi, ya, Janji Demokrasi!

Kita mulai dihindar untuk mengalir ke Dataran;
di mana sajalah kini kita rai kemerdekaan.
Kita enggan menjadi wira ciplakan di dalam mimpi.
Kita laungkan jerit senyaringnya: “Janji Demokrasi!”
sehinggalah janji itu turut menjeritnya sendiri!


A poem by Pak Samad

Monday, August 13, 2012

Sabarlah Duhai Hati


Sabarlah duhai hati
janganlah berduka lagi
masih ada esok menanti
suria akan terus menyinari

Sabarlah duhai hati
ikut hati mati
jadi banyakkan dekatkan diri
pada yang satu, padamu ilahi

Sabarlah duhai hati
di sini daku menanti
akan tiba dinihari
hari-hari yang secerah matahari

Sabarlah duhai hati
hati-hati menjaga hati
eloklah selalu dimanjai
jangan biar ia dilukai

Sabarlah duhai hati
lagi-lagi di Ramadhan mulia ini
sedarlah keinsafan diri
terus hidup berpaksikan ilahi


(c) REEF.13.08.2012.